Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi:
1. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
2. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
3. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Manajemen Sebagai
Ilmu Dan Sebagai Seni
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diujudkan dalam bentuk suatu teori.
Sedang manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kkerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diujudkan dalam bentuk suatu teori.
Sedang manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kkerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Teori manajemen
EVOLUSI
TEORI MANAJEMEN
Arti
Teori
Teori
adalah kelompok yang koheren dari dalil umum yang digunakan sebagai
A. TEORI MANAJEMEN
KLASIK
Teori
manajemen mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas manajerial,
termasuk
organisasi.
Frederik
W. Taylor (bapak manajemen ilmiah) percaya bahwa dengan memaksimalkan
produktivitas
akan memaksimalkan keuntungan perusahaan dan pendapatan bagi
karyawan.
Dia menganjurkan menggunakan Standar Penampilan, yaitu pencapaian
tingkat
produktivitas pekerja yang diharapkan.
•
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh perusahaan atau unit organisasi
(berupa
statemen
yang luas dan umum)
•
Standart adalah ukuran penampilan yang jika dipenuhi akan menghasilkan tujuan
yang
dicanangkan
(dinyatakan dalam kalimat yang jelas dan dapat diukur, sehingga tingkat
pencapaiannya
dapat diukur)
Tiap
manajer adalah mekanisme kontrol dari sistemnya. Manajer menjaga
penampilan
sisem pada target yang berkenaan dengan tujuan, dengan membandingkan
penampilan
terhadap standar. Konsep ini adalah kunci untuk memahami peranan CBIS
dalam
pemecahan masalah.
Pengaruh
tingkat manajemen pada fungsi manajemen, adalah:
•
Manajer tingkat atas waktunya lebih banyak digunakan untuk perencanaan, manajer
tingkat
rendah untuk pegaturan staf, pengarahan dan pengontrolan, sedangkan manajer
tingkat
menengah untuk pengorganisasian.
•
Berpengaruh terhadap aspek dasar CBIS, yaitu sumber data dan informasi dan cara
menampilkan
informasi.
•
Perlu informasi dari sumber yang berbeda, yaitu informasi lingkungan untuk
manajer
puncak
dan sumber internal untuk manajer tingkat bawah.
B. TEORI PERILAKU
Kontribusi
studi perilaku ada dua kelompok, yatu memberikan penekanan pada
orang
yang ada dalam pekerjaan dari pada jenis pekerjaan itu sendiri.
•
Hawthorne merupakan bagian dari human relation movement (gerak-gerik hubungan
manusia),
pertama memahami mengenai ornag yang bekerja dalam organisasi
•
Kelompok system social, menghasilkan kumpulan materi organizational behaviour
(perilaku
organisasi)
Reaksi
berantai yang menghubungkan kebutuhan pekerja dengan perusahaan adalah:
1
. Mengetahui kebutuhan bekerja
2
. Memotivasi pekerja untuk melakukan pekerjaan demi tercapainya tujuan
perusahaan
3
. Kerja dijalankan
4
. Tercapainya tujuan perusahaan
TEORI KEPUTUSAN
MANAJEMEN
Kelompok
teori keputusan menekankan penggunaan teknik kuantitatif dalam pembuatan
keputusan.
Keputusan
dibedakan menjadi (Herbert A.Simon):
•
Keputusan terprogram dalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin dan dapat
dijelaskan
dalam prosedur
•
Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang baru dan tak tersusun dan
tidak ada
metode
yang jelas untuk membuatnya
Model
matematis untuk model bisnis adalah model EOQ (economic order
quantity),
TEORI KUANTITATIF
ditandai
dengan berkembangnya team-team riset operasi dalam pemecahan masalah-
masalah
industri yang didasarkan atas suksesnya team riset operasi Inggris.
Langkah-langkah
pendekatan management science:
a
. Perumusan masalah
b
. Penyusunan suatu model sistemastis
c
. Mendapatkan penyelesaian dari model
d
. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
e
. Penerapan pengawasan atas hasil-hasil
f.
Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
D . EVOLUSI TEORI
MANAJEMEN
Ada
lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen di masa mendatang
1.
Dominan
Salah
satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna
2
. Divergence
Setiap
aliran berkembang melalui jalurnya sendiri
3
. Convergence
Aliran-aliran
dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka
cenderung
kabur
4
. Sintesa
Masing-masing
aliran berintegrasi
5
. Proliferation
Akhirnya
ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi
pimpinan
terdiri dari tugas seremonial, seperti pemeriksaan fasilitas oleh
yang
berwewenang. Sebagai pimpinan manajer memperoleh unit dengan
memperkerjakan
dan mamberi tranning kepada staf, serta mamberi motivasi
dan
dorangan. Peranan sebagai pendukung melakukan kontrak dengan
orang
di luar unit milik manjer tersebut, kawan sejawat, dan yang lain dalam
lingkungan
unit, dengan tujuan untuk turut serta dalam permasalahana bisnis.
Pendekatan
kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah
penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik,
model optimasi, model informasi, atau simulasi
komputer—untuk membantu manajemen mengambil keputusan. Sebagai
contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil
kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path
Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih
efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model)
membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari
pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia
II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika
yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di
sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki
"Whiz Kids."
Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini
menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki
pengambilan keputusan di Ford.
Klasifikasi
Ada 6 macam teori manajamen
diantaranya:
- Aliran klasik: Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
- Aliran perilaku: Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia.
- Aliran manajemen Ilmiah: aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
- Aliran analisis sistem: Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
- Aliran manajemen berdasarkan hasil: Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.
- Aliran manajemen mutu: Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.
Fungsi
manajemen
Fungsi manajemen adalah
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen
yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia
menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan.
fungsi-fungsi manajemen
adalah sebagai berikut:Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :• Mengambil keputusan
• Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
• Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
Prinsip
manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen
bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan
kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol,
seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip
umum manajemen ini terdiri dari:
- Pembagian kerja (division of work)
- Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
- Disiplin (discipline)
- Kesatuan perintah (unity of command)
- Kesatuan pengarahan (unity of direction)
- Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual interests to the general interests)
- Pembayaran upah yang adil (renumeration)
- Pemusatan (centralisation)
- Hirarki (hierarchy)
- Tata tertib (order)
- Keadilan (equity)
- Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
- Inisiatif (Inisiative)
- Semangat kesatuan (esprits de corps)
Manajer
Manajer adalah seseorang yang
bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka
guna mencapai sasaran organisasi.
Tingkatan
manajemen
Piramida jumlah karyawan pada
organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.Pada
organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer
puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya
digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di
bagian bawah daripada di puncak).
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional,
merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka
sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer
area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini
pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya.
Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin
proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer,
bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan
mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief
Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua
organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida
tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana,
dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah,
berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan permintaan
pekerjaan.
Peran
manajer
Henry
Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada
sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian
mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama adalah
peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat
seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak
buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi
peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru
bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai
seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan
bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah
berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan
manajer
Gambar ini menunjukan keterampilan
yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an
mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.
Ketiga keterampilan tersebut adalah:
- Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja. - Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity
skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. - Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di
atas, Ricky W. Griffin
menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
- Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan. - Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
a.Manajemen Sumber Daya Manusia: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh SDM yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagiamana SDM yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
b.Manajemen Operasional: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen,dengan teknik produksi yang seefesien mungkin,dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.
c.Manajemen Pemasaran: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen,dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
d.Manajemen Keuangan: Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit.Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh,dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.
MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN
EKSTERNAL
A. FAKTOR-FAKTOR
LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO DAN MAKRO
•
Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, yang sebagian
besar
tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh
manajer
1. LINGKUNGAN EKSTERNAL
MIKRO
Lingkungan
eksternal mikro terdiri dari:
•
para pesaing (competitors)
organisasi
mengetahui posisi persaingannya, sehingga mampu mengoptimalkan
operasi-operasinya
•
Langganan (customer)
Untuk
mengantisipasi
perubahan
perilaku pasar atau langganan dan
mengarahkan
pengalokasian sumber dayanya sesuai kebutuhan dan keinginan
langganan
•
Pasar tenaga kerja (labor supply)
Faktor
yang paling berpengaruh adalah:reputasi perusahaan di mata angkatan
kerja,
tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan tersedianya tenaga kerja susuai
persyaratan
yang dibutuhkan
•
Lembaga-lembaga keuangan
Jangka
pendek untuk biaya operasi, sedangkan jangka panjang untuk fasilitas dan
peralatan
baru
•
Para penyelia (suppliers)
Harus
selalu dinilai kualitas dan kuantitas dari penyedia, sehingga dapat
disesuaikan
dengan karakteristik yang diinginkan perusahaan
•
Perwakilan pemerintah
Peraturannya
harus dipatuhi organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan dan
pembatasan
lain untuk melindungi masyarakat
2. LINGKUNGAN EKSTERNAL
MAKRO
Lingkungan
eksternal makro mencakup:
•
Perkembangan Teknologi
Teknologi
berperan dalam penentuan produk dan jasa yang diproduksi, peralatan
yang
digunakan dan bagaimana operasi akan dikelola
•
Variabel-variabel ekonomi
Perlu
dilakukan peramalan ekonomi dan antisipasi perubahan harga
•
Lingkungan Sosial-Kebudayaan
Mencakup
kepercayaan,nilai,sikap,pandangan serta pola kehidupan yang
dibentuk
tradisi, pendidikan, kelompok ethnis,ekologi,demografis,serta agama
dan
kepercayaan dari masyarakat
Variabel-variabel
Politik-hukum
Pemerintah
memainkan peranan sekaligus sebagai pencipta kesempatan, pemberi
perlindungan,
dan penetapan batasan
Dimensi
Internasional
Kekuatan
Internasional berpengaruh melalui perkembangan politik
dunia,ketergantungan
ekonomi,penularan nilai-nilai dan sikap hidup serta transfer
teknologi
B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL
MANAJER
•
Berarti bahwa manjemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi
didalam
pembuatan keputusannya.
•
Ada 5 faktor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika,
yaitu:
1
. Hukum
2
. Peraturan-peraturan pemerintah
3
. Kode etik industri dan perusahaan
4
. Tekanan-tekanan sosial
5
. Tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan organisasi
Sumber : http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php?url=http://203.130.231.110/handouts/S1_Sistem%20Informasi/SIM/SIM%20A.doc
http://brandhoz.wordpress.com/2010/09/30/evolusi-teori-manajemen/
http://faturrozifirman.blogspot.com/2012/01/definisi-manajemen-manajemen-sebagai.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen